Keadaan semakin mencekam setiap malam Minggu datang saya selalu ada di kosan, sedangkan bagi kebanyakan orang yang seumuran melakukan aktivitas di luar ruangan, entah itu nongkrong warung kopi pinggir jalan atau sekedar menghitung mobil bersliweran.
Lebih naas lagi bagi manusia yang mempunyai pasangan, mereka masih berduaan sambil bercumbu rayu, kesimpulannya saya masih berdiam diri di kamar bersama teman saya yang menyebalkan.
Ingin rasanya ku bunuh dengan melempar galon tepat di kapal, sebab bukan tanpa alasan. Menurut kabar gosip yang beredar belakang, kata seorang seperti in:
“hey tahu tidak!”, sahut teman ku.
“ apaan tuh, memangnya?” sahut ku
“Tau enggak kalo si gitolol itu otaknya konslet karena sering dismackdown oleh bapaknya, tiap kerjaan ngentotin ayam tetangga” begitu dia menceritakan dengan antusias.
Memang kalau di perhatikan lebih dekat memang kelakuan orang satu itu agak menyeleweng, pernah suatu ketika saya sedang rebahan, ada suara aneh terdengar dari balik pintu, saya kaget bukan kepalang.
Ternyata si gitolol sedang onani burung puyuhnya dimasukan ke dalam galon umum, langsung tanpa aba-aba saya melempar asbak yang ada, sebab air dalam galon itu diminum oleh semua penghuni kosan.
Keesokan harinya saya mulai kesal, tidak mau melihat si gitolol, beberapa hari kemudian orang tuanya memanggil seorang yang biasa disebut orang pintar, setelah diselidiki memang si gitolol kemasukan setan penghuni botol kecap.
Singkat ceria si gitolol mulai sembuh tapi otaknya yang konslet tidak dapat diperbaiki.